Sebelum Jadi Budak Seks di AS, Shandra Punya Karir Cemerlang di Indonesia

Washington - Shandra Woworuntu (36), pernah menjadi korban perdagangan manusia dan dipaksa menjadi budak seks di Amerika Serikat (AS). Sebelum terjebak perbudakan di negeri Paman Sam, Shandra sempat memiliki karir cemerlang di Indonesia.

Dilansir dari AFP, Senin (3/2/2014), Shandra mengenyam pendidikan tingginya di salah satu perguruan tinggi di Indonesia, jurusannya adalah Finance and Bank Management. Setelah lulus, dia bekerja sebagai financial analyst di sebuah bank Korea yang ada di tanah air.

Dia disebut sebagai seorang financial analyst yang brilian dan diprediksi memiliki karir yang cerah. Selain itu, dia juga aktif sebagai aktivis HAM yang kerap menyuarakan hak-hak buruh.

Namun prediksi karirnya jauh dari kenyataan yang diterima. Shandra harus kehilangan pekerjaannya, sebagai dampak dari krisis moneter yang melanda Indonesia di akhir tahun 90an.

Kenyataan itu membuatnya harus kembali mencari kerja. Di usianya yang saat itu masih 25 tahun, dia harus memiliki mata pencaharian yang bisa membuatnya bertahan hidup dan membesarkan putrinya.

Shandra terus mencari kesempatan kembali bekerja. Hingga suatu hari dilihatnya iklan di salah satu surat kabar, iklan yang menawarkan kesempatan bekerja di Amerika, negeri adidaya.

Ada tawaran pekerjaan tak tetap di sebuah hotel di Chicago. Shandra pun mengajukan lamaran, mengikuti tes, dan membuat visa. Dia lulus dan berangkat ke Amerika. Meninggalkan putrinya yang masih belia.

"Saya sangat bersemangat waktu itu. Saya pikir ini mimpi Amerika. Saya akan menghasilkan sejumlah uang dan kembali setelah enam bulan bekerja," kata Shandra seperti dikutip AFP, Senin (3/2/2014).

Sesampainya di Amerika, tak lama setelah menjejakkan kaki di Bandara John F Kennedy, New York, dia sadar mimpi Amerika yang ditawarkan di iklan koran hanyalah bualan. Alih-alih mimpi indah, malah mimpi buruk yang mendatanginya di Amerika.

Shandra dijual oleh orang-orang yang memasang iklan di koran. Mereka menjemput Shandra di bandara, menodongkan pistol, dan menjualnya ke mucikari. Di malam pertama keberadaannya di Amerika, Shandra telah jatuh ke tangan seorang mucikari yang memaksanya melayani pria hidung belang di sebuah hotel di New York.

Cerita selanjutnya, Shandra dijual dari satu mucikari ke mucikari lainnya. Dia dijadikan budak seks di Amerika. Hingga suatu hari dia berhasil melarikan diri dan menjadi aktivis anti perdagangan manusia.

Dia menceritakan kisahnya, menginspirasi orang-orang di berbagai forum dunia, dengan harapan agar perdagangan manusia bisa diberantas sepenuhnya dan kisah pilunya tak terjadi kepada perempuan lain di belahan dunia manapun. (**)

Postingan populer dari blog ini

Pingkan Debora Ulus Kini Lebih Siap

Devita Yanti Tawoto Sentil Kepentingan Politik

Siltas Tatuil Tidak Sekolah Selama 3 Hari